Entri Populer

Sabtu, 09 April 2011

PROFILE nya

B O B SA D I N O . . .
Bob Sadino, atau familiar dipanggil dengan panggilan Om Bob ini merupakan salah satu pengusaha sukses Indonesia yang dapat dikatakan jenaka. Tampilan beliau yang begitu Low Profile nampak sering dapat dijumpai dimana-mana ketika anak bungsu dari lima bersaudara ini tampil disuatu acara atau sekedar hanya diwawancara. Tampilan beliau yang begitu menampakan kesederhanaan, tak khayal mengundang decak kagum namun senyum bagi orang-orang yang melihatnya baik langsung ataupun tidak langsung. Setelan sosok seseorang pengusaha yang sukses berdandan dengan khas celana pendek blues dan kemeja sederhananya ini patut kita ancungi dua ibu jari.

Lahir di Tanjung Karang, Lampung, Sumatera Tujuh Puluh Delapan tahun silam ini atau tepatnya ( 9 Maret 1933 ), merupakan pengusaha, pembinis dalam urusan pangan dan peternakkan. Beliau merupakan Bos sekaligus Pemiliki usaha jaringan usaha makanan Kemfood dan Kemchick.

Dulunya Bob berasal dari keluarga yang megah berkecukupan dengan lima 4 saudara lainnya. Saat orang tua Om Bob Meninggal pada saat usia Om Bob masih 19 tahun, Om Bob mewarisi semua harta kekayaan orang tuanya karena ke-empat saudara lainnya telah dianggap hidup dengan mapan. Bob menghabiskan sebagian harta tersebut dengan keliling dunia. Negara yang ia datangi antaranya Belanda dan Jerman dikota Amsterdam dan Hamburg.

Om Bob bertemu jodohnya saat Om Bob di Belanda, saat itu beliau tinggal di Belanda selama 9 tahun dan bekerja di Djakarta Lylod, kota Amsterdam ia adalah Soelami Soejoed, wanita yang dinikahi beliau. Pada tahun 1967 beliau dan keluarga kembali ke Jakarta. Di Jakarta beliau memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja. Beliau berpikir untuk berusaha mandiri. Langkah awal yang ia lakukan adalah dengan menjual salah satu dari dua mobil mercedesnya untuk membeli sebidang tanah di Jakarta selatan, tepatnya di Kemang. Bob sempat menjadi tukang batu saat ia mengalami kegagalan dalam usaha mandirinya menyewakan mobilnya dengan beliau sendiri yang menjadi sopirnya dengan gaji rendah. Sampai akhirnya, ia terjun ke dunia ternak ayam atas saran sahabatnya. Dalam bisnis ternak ayam ini bob dan istrinya berhasil. Dengan modal lancar berbahasa Inggris, karena sempat lama diluar, Bob dan Istrinya dalam tempo satu tahun mendapatkan langganan yang cukup besar, terutama mereka mendapatkan langganan orang-orang asing yang menjadi pelanggan tetap telur-telur ayam Bob. Beruntung beliau memilih tinggal di daerah Kemang yang banyak orang asingnya. Disanalah terbuka peluang bisnis besar atas kecerdikan. Namun tidak begitu saja mulus dalam bisnis ini, Bob juga mendapat cercaan dari orang-orang. Namun buah pun masak dan dinikmati saat Bob bisa bersabar dan membuat perubaha diri yang drastis bagi usahanya. Sampai akhirnya Bob sukses menjadi pemilik pasar swalayan Kemchicks tunggal. Mulai saat itu Bob selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendeknya, dan menghilangkan sikap feodalnya.

“Yang paling penting adalah tindakan” Kata kakek berusia 78 tahun ini. sama seperti halnya talk less do more. Beliau mementingkan suatu tindakan konkrit yang penting dari pada terjebak pada kelemahan setiap manusia dalam menangkap peluang. Yaitu kebanyakan berpikir. Bob dan istrinya tidak mulus menjalankan bisnis-bisnisnya, mereka sering jungkir balik. Uang tidak merekan jadikan nomor satu, Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Bob banyak gagal dan gagal namun beliau percaya melalui kegagalannya mereka akan sukses dengan segala prinsip beliau. Setelah berusaha di bidang peternakan beliau merambah bisnis holtikultura, agribisnis. Beliau menjalin hubungan kerja sama dengan pengusaha di beberapa daerah.

Bob tidak menggunakan berbagai ilmu canggih dalam usaha mandirinya ( pebisnis sejati ). Beliau tidak mengandalkan memulai bisnis dengan ilmu seperti sekarang berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Namun Bob langsung terjun kedunia usahanya dengan ketidaktahuannya, jatuh bangun biasa sampai akhirnya ia terampil pada bidangnya. Merupakan pebisnis sejati dan gentlemen kiranya dengan apa yang beliau lakukan. Keluwesan Bob terhadap para pelanggannya, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, dengan sikap seperti itu Bob mendapatkan simpati pelanggannya dan mampu menciptakan pasar. “Kepuasaan pelanggan menciptakan kepuasan terhadap diri sendiri” Beliau berkata. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Sudino. Merupakan ayah dari Bob Sadino. Ayah Bob merupakan seorang guru kelahiran Solo, seorang guru kepala suatu SMP dan SMA di TanjungKarang. Meninggal pada tahun 1952 tepat Bob masih berusia 19 tahun.

Sri Mulyono Herlambang. Seorang sahabat Bob yang mengidekan Bob untuk berternak ayam dengan memberikan 50 ekor ayam ras kepada Bob.

Om Bob memiliki dua orang anak. “Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. “Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Riwayat Pendidikan Om Bob :
1. SD, di Yogyakarta (1947)
2. SMP, di Jakarta (1950)
3. SMA, di Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
- Karyawan Unilever (1954-1955)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Terakhir, Beliau Om Bob Sadino putra Lampung ini merupakan penggemar berat musik klasik dan jazz. Mungkin seperti lagu Jazz dari Keny G. Dan saat yang paling indah baginya adalah saat Om Bob Shalat bersama keluarganya. Istri dan kedua anaknya (arreyanz).





Minggu, 03 April 2011

Kegunaan

Kegunaan adalah nilai fungsi dari suatu benda atau yang dapat membantu memudahkan, memperingan,mempunyai makna atau arti dari hal tersebut.

Memang terlihat jelas bila kegiatan sampul-menyampul buku itu tidak sangat sekali nampak kegunaan objektif dan subjektifnya. Namun jangan bilang bila tidak ada sama sekali kegunaan dari kegiatan sampul-menyampul buu itu sendiri. Karena terbilang jelas bila menyampul adalah kegiatan berseni yang memiliki nilai positif. Nilai positif itulah yang menjadi nilai subjektif bagi mereka yang menyenangi atau gemar dan bahkan hobi dengan menyampul buku-buku mereka. Namun, dimanakah nilai kegunaan objektif dari sampul buku itu sendiri ? Banyak sekali tentunya nilai fungsi objektif dari sampul itu sendiri. Satu diantaranya yang bisa disebutkan sebelumnya adalah, bila mereka menyampul buku, maka nilai fungsi objektifnya adalah sampul itu akan melindungi buku itu sendiri dari kerusakan, dan mengawetkan buku mereka.

Beberapa kegunaan yang umumnya ditimbulkan dari sampul buku itu adalah sebagai berikut :

1. Melindungi buku dari kerusakan dan cacat.
2. Memperindah dan menggambarkan prilaku penyampulnya.
3. Bernilai positif bagi pemiliknya. Seperti menambah keinginan untuk selalu
membaca buku-buku mereka itu yang tersampul.
4. Meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan dalam berusaha mengkreatifitaskan buku.
5. Membuat mereka menjadi lebih peduli akan hal-hal yang kecil, seperti menyampul
buku.
6. Menggambarkan sikap cinta terhadap buku.
7. Menjauhkan buku dari kotoran, khususnya debu.
8. Memperawet usia fisik buku.
9. Mencegah buku dari kehilangan.


Dari kesembilan kegunaan diatas dari apa-apa gunanya menyampul buku itu sendiri, terlihat bahwa menyampul selalu memberikan nilai guna positif bagi mereka yang mau repot melakukannya. Bagi yang tidak, mereka lah yang kurang peduli, namun tidak bisa disalahkan pula.
Jadi ambilah semua kegunaan-kegunaan positif dari kegiatan sampul-menyampul buku tersebut dengan begitu kebiasaan positif ini dapat kita tularkan kepada orang-orang lain yang mau peduli.

Luaran Yang Diharapkan

Segala tindakan pastinya menghendaki suatu harapan dari hal yang tengah atau telah dijalankan, dilaksanakan atau sedang dikerjakan. Layaknya seperti berdoa dan ikhtiar.

Namun, harapan apa sih yang bisa didapat dari kegiatan sampul-menyampul buku itu ?
Kayaknya nggak penting juga sih, nyampul-nyampul buku gitu, iyakan ? Kebanyakan orang-orang memang beranggapan seperti sedemikian rupa. Namun, pastinya sesuatu yang memiliki nilai positif pastinya memiliki luaran harapan yang baik, sebagai suatu usaha yang dilaksanakan.

Memang hasl luaran harapan yang diharapkan dari kegiatan ini tidak begitu seroyal harapan seperti kegiatan lainnya, seperti kegiatan merakit komputer dan menjualnya, atau dari bisnis tahu petis. Namun masih ada luaran harapan yang pastinya dimiliki dari kegiatan ini dan pastinya baik untuk diketahui dan didapatkan itu semua.

Beberapa luaran yang diharapkan dari kegitan sampul-menyampul buku ini adalah sbb :

a. Meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan.
b. Memacu seseorang untuk hidup rapi.
c. Menginginkan setiap orang yang peduli akan menyampul buku menjadi lebih mencin
tai keindahan dan seni.
d. Diharapkan orang-orang menjadi ingat kembali akan positifnya dari menyampul buku
e. Dengan menyampul buku-bku mereka orang-orang akan memiliki nilai pandangan posi
tif dari orang lain.
f. Menyadarkan kembali orang-orang tentang budaya menyampul saat TK dulu.
g. Diharapkan orang-orang yang mau menyampul buku itu menjadi trendsetter bagi
orang-orang lain yang menggemari budaya menyampul buku itu.

Jadi intinya seperti diatas itulah gambaran luaran yang ingin diharapkan dan semoga tewujud dari kegiatan sampul-menyampul buku ini. Jadi kembali kepertanyaan sebelumnya 'Ngapain sih nyampul buku segala ?' pertanyaan yang mungkin juga ada benarnya namun sekedar untuk mengajak hal positif dari kegiatan sampul-menyampul buku ini, jawabannya adalah karena buku perlu dihargai dan diperlakukan baik pula.

Tujuan

Ngapain sih buku pake disampul segala ?

Hal tersebut adalah pertanyaan yang simpel pastinya, mengingat bagi kebanyakan orang-orang sekarang, mereka malas untuk menutupi bukunya terutama buku tulisnya dengan sampul, apalagi dengan sampul yang indah dan kreatif. Terus, bagaimana untuk menanggapi pertanyaan simpel tersebut ?

jawaban untuk pertanyaan diatas mudah saja mengingat pertanyaan tersebut mudah pula, maka mereka yang tidak menyenangi dan menganggap kegiatan menyampul buku itu hanya sekedar iseng dan ada desakan khusus untuk melakukannya. maka jawabannya adalah, karena dengan menyampul buku-buku kita, kita akan diapresisai dan dianggap sebagai orang yang mengerti arti dari perfeksionitas.

Beberapa tujuan dari menyampul buku disamping dari tujuan yang umum dari menyampul buku antara lain :

1. Menerapkan acuan awal untuk hidup tertib.
2. Mencintai kerapian.
3. Menerapkan kesenian.
4. Berpikir positif.
5. Berupaya menciptakan daya berpikir akan suau kesadaran.
6. Menghindari kerusakan buku.
7. Menanamkan nilai positif tentang budaya rapi.
8. Menimbulkan kesan mencintai apa ang dimiliki.
10. Memupuk rasa kerapihan.

Bila dapat dipahami dengan pemikiran yang positif dan netral akan tujuan-tujuan diatas mengenai apa sih bagusnya nyampul buku itu ? Maka pikirkan sekali lagi pertanyaan tersebut. Karena menyampul buku tidak ada hal buruknya. Bernlai banyak positifnya ketimbang bodo amat dengan buku yang telanjang. Walaupun memang ada biaya yang harus dibayar untuk melakukan kegiatan ini. Karena memang selalu ada harga yang harus dibayar.