Entri Populer

Sabtu, 21 Mei 2011

Studi Sendiri

Apakah teori dan bakat lebih penting daripada kerajinan/tekun dan kemauan ?

Kalimat pertanyaan diatas tersebut tergantung bagi setiap yang menanggapinya dan pemikiran masing-masing orang.
Namun alangkah baiknya bila kalimat tersebut dijawab dengan bila rajin adalah awal dari suatu kebisaan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sangat baik.

Satu obrolan yang ringan namun berbobot saat penulis sedikit berbicara dan bercanda pada sesi latihan Apresiasi sastra di lab, terdengar kata-kata bila ; "Apakah bakat itu penting ? Bagaimana dengan kerajinan dan kemauan ?" Pertanyaan tersebut yang terlempar dari seorang kakak kelas kepada penulis. Saat itu penulis coba memahami bila ada benarnya bakat bisa dikalahkan oleh kerajinan dan kemauan untuk bisa.

Lantas apa hubungannya dengan studi ? Dalam tulisan ini penulis mengarahkan tulisan ini ke arah bila suatu pemahan teori lewat baca buku tidak harus dipaksakan untuk baca 100 hingga 500 halaman untuk bisa melakukan sesuatu pembelajaran teori dalam buku tersebut. Masih ada kata 'Rajin dan Kemauan'.
Teori yang banyak orang konsumsi tidak akan ada hasilnya apabila tidak diiringi dengan rajin dan kemauan untuk mencoba dan terus mencoba dengan kemampuan rajin alamiah tersebut. Maka studi kepustakaan tidak akan sukses membuat seseorang bisa dalam satu hal tanpa diimbangi dengan studi sendiri alias Rajin dan Keamauan yang kuat.
Dan jangan lupa akan kata-kata 'Orang bisa karena terbiasa'