Entri Populer

Minggu, 13 Mei 2012

KEPARIWISATAAN

Bukankah bumi Indonesia kaya akan keindahan yang membentang dari Sabang hingga Merauke ? Keindahan yang dimiliki negera Indonesia merupakan suatu limpahan karunia dari sang maha pencipta yang patut selayaknya dijaga dan dimanfaatkan. Bukan hanya keindahan alam namun juga keindahan akan keberagaman budayanya. Perpaduan antara keindahan alam dan keindahan budaya yang terdapat di bangsa Indonesia marilah kita sebut sebagai keindahan bangsa Indonesia. Salah satu upaya pemanfaatan keindahan bangsa yang dimiliki bangsa Indonesia adalah dengan cara memperkenalkan keindahan bangsa yang kita miliki ke seluruh warga dunia dengan cara mlestarikan dan menjaganya tetap utuh. Bidang yang sangat berkompeten menangani pemanfaatan keindahan tersebut salah satunya adalah bidang kepariwisataan. Pariwisata di Indonesia merupakan sendi perekonomian yang vital bagi bangsa Indonesia demi menopang pemasukan uang Negara di sisi devisa asing, nomor ketiga terpenting bagi pemasukan Negara setelah gas dan minyak bumi. Dari masa permulaannya sejarah pariwisata di Indonesia sudah cukup tua. Masyarakat Indonsia telah mengenal pariwisata sejak 600 tahun silam. Di mulai pada abad 14 dipercontohkan oleh seorang raja dari provinsi yang dikenal sebagai provinsi Jawa Timur kini yaitu kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk telah mengelilingi kerajaannya yang didampingi dengan iring-iringan penjabat dan pengawal kerajaan. Deskripsi tersebut menggambarkan contoh pariwisata. Dari sejarah yang mengenalkan pariwisata kepada kita, maka sudah sepatutnya lah kita menghargai warisan leluhur tersebut dengan terus mengembangkannya. Tidak hanya terbentur dengan keindahan alam yang dapat dipariwisatakan, namun budaya pun dapat dipariwisatakan, juga kesenian. Dengan pariwisata seseorang di samping tujuannya dapat menghibur diri dan batin, namun juga banyak belajar tentang keindahan yang terkandung dalam kunjungan yang bersifat pariwisata tersebut. “Sambil menyelam minum air”, mungkin peribahasa tersebutlah yang dapat mengungkapkan betapa pariwisata memiliki banyak khasiatnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri apabila berpariwisata adalah tujuan mengunjungi atau mendatangi suatu tempat dengan tujuan hiburan dan refresing namun menyelam lebih dalam ternyata apabila diselidiki lebih memaknai lagi, pariwisata merupakan sebuah study yang dapat memuaskan jasmani dan rohani serta pikiran tentang pengetahuan pula. Sehubungan dengan ingin membuktikan bahwa pariwisata merupakan juga sebagai media menambah pengetahuan, maka Saya penulis membawa para pembaca untuk ikut sama-sama berbicara tentang kebudayaan dan seni yang kurang diminati kaum seumuran Saya di masa kuliah. Diserangnyah dengan kemajuan teknologi yang tiada terhenti berkembang, teman-teman seangkatan seperti Saya lebih menyukai keseniaan atau kebudayaan yang modern sehingga mereka menyebutnya gaul. Memang benar menurut pepatah lama “Lain lubuk lain ikannya”, mungkin pepatah tersebut berkesesuaian dengan keadaan jaman sekarang. Bila kita boleh membandingkan antara jaman dulu (jaman setelah penjajahan semua serba tradisional) dengan jaman sekarang (serba canggih), remaja menggandrungi kesenian dan kebudayaan yang dibawa oleh Negara maju dengan tingkat kemajuan teknologi yang lebih dari bangsa ini. Mereka kini lebih senang menyenangi kesenian atau kebudayaan yang serba digital tidak lagi yang analog atau tradisional. Salah satu kesenian yang seharusnya bisa menjadi objek pariwisata yang baik di sisi hiburan dan pembelajaran pengetahuaannya adalah teater. Untuk itu Saya sebagai penulis sangat tertarik menulis makalah ini dengan bahan-bahan teater. Teater merupakan kesenian sekaligus kebudayaan dunia yang sudah dikenal sejak jaman Mesir Kuno dan romawi dahulu kala. Teater berisikan orang-orang yang memang totalitas dalam melakukan kesenian dan kebudayaan tanpa mengagungkan teknologi jaman sekarang walaupun tidak dapat dihindari teater pun dapat memanfaatkan teknologi modern seperti sekarang ini. Namun teater dilihat dari sisi pariwisata akan menarik bila bisa direalisasikan apabila setiap sanggar dalam hal ini penulis mengambil batasan kampus, apabila teater-teater kampus bisa membuat sebuah tradisi pertunjukan teater sesuai tradisi kampusnya masing-masing maka, setiap kali diadakan sebuah pementasan maka tentulah kesenian teater tersebut memungkinkan bisa menjadi objek pariwisata di bidangnya. Dengan mengiklankan sebuah pertunjukan, pnonton yang datang bisa disebut sebagai wisatawannya. Dengan tiket murah seseorang bisa belajar kehidupan dengan menyaksikan sebiah pementasan teater. Karena teater adalah kehidupan. Arnz