Senin, 17 Mei 2010
Tekhnik pengumpulan data
Karangan hasil dari pengumpulan data
Hari ini dipastikan semua orang yang paham dengan internet pasti tidak asing lagi dengan alamat situs jejaring sosial. Semua kalangan dari anak-anak hingga yang dewasa pun keseluruhan di masyarakat Indonesia khususnya yang terbuka dengan globalisasi dan tekhnologi tahu benar apa-apa saja situs jejaring sosial ini.
Observasi yang pengamat lakukan mengenai hal situs jejaring sosial ini, mengangkat judul, “Situs perumahan dunia maya jejaring sosial yang padat penduduk” Observasi ditunjukan kepada seluruh Mahasiswa Gunadarma semua angkatan, dengan meninjau langsung lokasi-lokasi yang sering didatangi oleh mahasiswa untuk berakses ria internet jejaring sosial.
Dari tiap boots komputer di kios-kios internet atau kata populernya warnet, pengamat mendapati semua pengguna jasa layanan internet ditiap warnet mendapati layar komputer bertampilkan jendela yang memuat title “Facebook” Tidak hanya di warnet saja, semua Mahasiswa Gunadarma yang membawa LT (Laptop) nya, memanfaatkan wifi yang tersedia di area kampus D, E dan G untuk mengakses jejaring sosial Facebook ini. Alih-alih mencari bahan tugas kuliah atau freeware, semua Mahasiswa tidak tahan untuk megetik link www.facebook.com.
Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial padat penduduk yang terkenal banyak diakses orang saat ini disamping Twitter dan Friendster. Walaupun beberapa Mahasiswa memiliki ketiga account jejaring sosial tersebut namun kebanyakan dari mereka lebih menyenangi mengakses situs facebook ketimbang yang lainnya saat lengang menggunakan Internet di Kampus.
Dapat ditarik kesimpulan, bila dapat dikatakan hampir 80% semua pengguna jasa layanan internet baik yang pengamat tinjau di warnet atau prasmanan online melalui wireless kampus, Facebook merupakan situs jejaring sosial terlaris saat ini.
Nama : Ade Arya Dwiguna
NPM : 11609016
Class : 1SA01
Subject : Bahasa Indonesia
Resensi Novel
1. Indentitsa buku :
a. Judul buku : Inkheart ‘Tintenherz’
b. Nama pengarang : Cornelia Funke
c. Tahun terbit : Januari 2009
d. Nama penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI
e. Jenis novel : Novel terjemahan
f. Asal novel : German
g. Alih bahasa : Dinyah Latucosina
h. Editor : Dini Pandia
i. Hak Terjemahan : PT. Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI
j. Jumkah halaman : 536 halaman
k. Tebal buku : 23 cm
l. Cover sampul buku : Eduard Iwan Mangopang
2). Biografi Pengarang :
“Cornelia Funke salah satu penulis buku anak dan remaja palinh terkenal di Jerman. Ia mulai menulis setelah mendapat gelar sarjana keguruan sekaligus menyelesaikan pendidikan di bidang grafis. Ia menulis teks untuk buku bergambar, buku yang khusus untuk dibacakan, buku untuk para pembaca usia dini, dan untuk mereka yang terbiasa membaca cepat serta banyak. Sebagian besar buku-bukunya dihiasi ilustrasi buatannya sendiri.
Buku-buku Cornelia Funke banyak mendapat penghargaan dan menjadi karya laris Internasional, misalnya Herr der Diebe (pangeran pencuri) yang telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh bahasa dan difilmkan. Buku Tintenherz, yang dengan judul yang diterbitkan di Indonesia Inkheart juga difilmkan, dengan bintang yang luar biasa seperti Brendan Fraser dan Helen Miren.
Sekarang Cornelia Funke atau akrab dipanggil Funke tinggal di Los Angeles bersama kedua anaknya Anna dan Ben juga anjing mereka, Luna. Suami Cornelia Funke, Rolf Funke akibat kanker pada 5 Maret 2006, Los Angeles.”
3). Sinopsis isi Buku :
“Mortimer Flowchart, atau akrab dipanggil Mo, yang merupakan ayah dari Meggie Flowchart memiliki kekuatan ajaib. Mo, mampu mengeluarkan semua tokoh dan benda apapun yang ada didalam sebuah buku dengan suara bacannya yang nyaring dan merdu serta indah, semenjak itu Mo dijuluki Silvertounge oleh salah satu karakter dari sebuah buku yang Mo, tidak sengaja keluarkan dari dalam buku. Saat Meggie berumur tiga tahun ayahnya membacakan sebuah buku yang berjudul Inkheart untuk Meggie, dan ajaib satu persatu tokoh yang ada didalam buku tersebut bermunculan, Capricorn dan Basta merupakan tokoh jahat yang ada dalam buku tersebut, Staubfinger seorang penyihir api tokoh pengelana di dalam Inkheart. Tapi sebagai penggantinya Ibunya Meggie Resa Flowchart masuk kedalam Inkheart. Sembilan tahun kemudian Mo, mencoba mencari buku Inkeheart yang lain, karena buku yang pernah dibaca Mo Sembilan tahun yang lalu, untuk mengeluarkan Resa dari dalam Inkheart. Staubfinger yang menydari ia bukan didunia asalnya, mencari Mo untuk meminta Mo membacakan Inkheart dan mengembalikannya ke dunia Inkheart kembali, karena Staubfinger ingin kembali keluarganya. Namun celakanya Capricorn juga melacak keberadaan Mo. Capricorn hendak menggunakan kemampuan ajaib Mo, untuk mengeluarkan harta demi menjalankan aksi kejahatnnya di dunia nyata Mo dan Meggie. Dengan bantuan Staubfinger dan Musang bertanduknya, Gwin. Mo, Meggie dan bibinya Elinor tertangkap oleh pasukannya Capricorn, saat mereka bertiga berada di Italia rumah Elinor seorang kolektor buku-buku langka. Capricorn meminta Mo, membacakan buku kisah seribu satu malam yang didalamnya banyak bergelimpangan emas dan harta kekayaan lainnya. Mo, berhasil melakukannya, kepingan-kepingan emas berjatuhan dari langit-langit istana Capricorn yang didesain sedemikian miripnya dengan di dunia Inkheart, Inkworld. Namun tidak hanya kepeingan-kepingan emas yang berjatuhan, seorang bandit kecil Farid pun ikut keluar dari dalam buku, Capricorn menahannya, dan sebagai gantinya salah satu anak buah Capricorn masuk kedalam buku kisah seribu satu malam. Kelicikkan Capricorn tidak sampai disitu, Capricorn hendak mengeluarkan tokoh yang sangat kejam dari buku Inkheart. The Shadow ‘sang bayangan’ yang diciptakan oleh Capricorn dari para korbannya didunia Inkheart dan abu serta api. Namun Mo tentu saja menolaknya, Mo melarikan diri bersama Staubfinger, Meggie, Farid dan Elinor. Staubfinger dikhianati oleh janji Capricorn bila berhasil membawa Mo, ke kastilnyah Staubfinger boleh kembali ke Inkheart. Namun Capricorn malah membakar Inkheart, oleh karena itu Staubfinger membantu Mo, mencari pengarang dari Inkheart, dengan perjanjian Mo dapat menegeluarkan Resa dan Staubfinger kembali ke Inkheart. Namun celaka Resa ada di kastil Capricorn, Staubfinger mengetahui akan hal itu, namun Staubfinger memilih diam karena takut Mo, ingkar akan janjinya…
Lebih celakanya lagi Meggie anak dari Mo, memiliki kekuatan Silvertounge yang aMo miliki, situasi semakin kacau, karena Meggie tertangkap oleh pasukan Capricorn saat Mo dan Staubfinger hendak kembali ke kastil Capricorn untuk menyelamatkan Resa, dan meninggalkan Meggie bersama pengarang novel Inkheart Sergio Fenoglio di Venezia Italia…….”
4). Analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik :
a. Tema : Silvertounge ( Lidah Ajaib )
b. Alur/Plot : Campuran
c. Penokohan : * Mortimer Flowchart ( ayah dari Meggie Flowchart yang memiliki
kekuatan mengeluarkan tokoh dari dalam buku )
* Meggie Flowchart ( anak perempuan Mortimer Flowchart, yang mewarisi keahlian ayahnya sebagai Silvertounge )
* Staubfinger ( tokoh dari dalam buku Inkheart yang memiliki keahlian dalam bermain api )
* Teresa Flowchart ( istri dari Mortimer Flowchart dan Ibu dari Meggie Flowchart )
* Elinor Loredan ( bibi Meggie Flowchart yang gemar mengoleksi buku-buku langka )
* Capricorn ( tokoh dari dalam buku Inkheart yang keji, licik dan kejam )
* Basta ( tokoh dari dalam buku Inkheart yang merupakan pembantu dari Capricorn )
* Cockrekel ( tokoh dari dalam buku Inkheart yang merupakan anak buah dari Capricorn )
* Flat Nose ( tokoh dari dalam buku Inkheart yang merupakan anak buah Caricorn )
* Sergio Fenoglio ( tokoh penulis buku Inkheart )
* Farid ( tokoh yang keluar dari buku kisah seribu satu malam )
* Mortola ( tokoh dari dalam buku Inkheart. Kakitangan Capricorn yang diketahui sebagai Ibu dari Capricorn )
* Gwin ( tokoh dari dalam buku Inkheart. Hewan Musang bertanduk yang selalu bersama Staubfinger )
* Darius ( merupakan silvertounge lainnya yang ditemukan oleh Capricorn )
* The Shadow ( tokoh dari dalam buku Inkheart. Merupakan tokoh bayangan yang sangat menyeramkan dan sadis, diketahui terbuat dari debu dan api yang diciptakan oleh Capricorn )
* Paula, Pippo, Rico ( cucu-cucu dari Fenoglio si penulis Inkheart )
d. Perwatakan : Mortimer Flowchart ; merupakan ayah yang pemberani dan rela berkorban untuk anaknya.
Meggie Flowchart ; merupakan anak perempuan manis berusia 12 tahun yang pemberani dan cerdas.
Elinor Loredan ; merupakan bibi Meggie yang keras kepala, pemberani dan banyak bicara.
Staubfinger ; pengelana pemberani yang pemberani tapi lemah pendirian
Capricorn ; penjahat yang kejih, licik, dingin dan kejam yang keluar dari dalam buku Inkheart
Basta ; pembantu Capricorn yang licik namun penakut, takut terhadap takhayul dan roh-roh halus
Cokrekel ; anak buah Capricorn yang memiliki janggut merah seperti ayam yang licik.
Flat Nose ; anak buah Capricorn yang memiliki hidung pesek yang sangat tidak menyenangkan
Sergio Fenoglio ; penulis buku Inkheart yang terlalu bangga terhadap hasil-hasil karyanya
Farid ; seorang pemuda yang cerdas, pintar dan pemberani tokoh yang dikeluarkan oleh Mo, dari buku kisah seribu satu malam
Mortola ; kaki tangan Capricorn yang juga Ibu dari Capricorn biasa dipanggil si Murai yang sangat jahat dan licik
Darius ; silvertounge yang ditangkap oleh Capricorn yang gagap.
d. Setting : Rumah bibi Elinor, kastil Capricorn, Italia.
e. Sudut pandang : penulis sebagai orang ketiga yang banyak tahu
pengarang
f. Amanat : “kekuatan yang besar dan menakjubkan menimbulkan tanggung jawab yang luar biasa pula. Kekuatan yang dimiliki harus dipergunakan dengan sebaik-baik mungkin jangan digunakan untuk kepentingan yang dapat merugikan orang lain. Terlebih kekuatan itu bersifat dapat menguntungkan si penggunanya, sebijak yang kita bisa untuk mempergunakannya adalah debngan cara menggunakannya sebenar-benar mungkin.”
5). Analisis unsur ekstrinsik :
1. Nilai sosial : saling membantu demi sama-sama menyelesaikan dua masalah dalam satu waktu
2. Nilai moral : hasrat yang berlebihan untuk memiliki sesuatu secara instant merupakan hal yang rendah
3. Nilai budaya : tamak dalam urusan mengusai semuanya merupakan sikap budaya manusia yang selalu ingin diatas orang lain
4. Nilai pendidikan : seorang ayah akan selalu menjadikan dirinya sebagai tempat perlindungan bagi anak-anaknyah
6). Keunggulan dan kelemahan buku :
1. Keunggulan buku
a. Cerita fantasi yang penuh dengan aksi
b. Nama-nama tokoh yang unik yang memiliki sifat dan perwatakan yang unik
c. Ceritanya tidak membosankan
d. Sudah diangkat kedalam layar lebar dan dibintangi oleh actor-aktor Hollywood yang terkenal seperti ; Brenan Fraser, Helen Mirer, Paul Bettany, Eliza Hope Bennett.
e. Bahasanya yang simple
2. Kelemahan buku
a. Pembaca dituntut untuk menggunakan Imajinasinya untuk membaca keseluruhan isi buku
b. Ceritanya harus dibaca dengan penghayatan yang penuh
c. Terdapat adegan cerita yang tidak masuk akal
7). Kesimpulan :
“Berdasarkan penilaian dari segi kelebihan dan kekurangan buku, peresensi menilai bila buku ini layak untuk diterbitkan untuk para penghobi pembaca buku, terutama buku novel fantasi yang menakjubkan…”
Nama : Ade Arya Dwiguna
NPM : 11609016
Class : 1SA01
Subject : Bahasa Indonesia
catatan kaki
MEMBANGUN EKONOMI PANCASILA
Kata Ginandjar Kartasasmita ;“Jadi kita menghadapi dua tantangan besar, yaitu pertama, menghadapi era globalisasi dan ekonomi pasar global yang tidak dapat tidak, akan kita masuki. Kedua, membangun kemampuan ekonomi dan kesejahteraan seluruh rakyat terutama lapisan masyarakat yang tertinggal dan harus kita percepat pertumbuhannya.” ^1
Oleh karena itu, rakyat melalui wakil-wakilnya di MPR, mengatakan bahwa pembangunan nasional kita adalah pengamalan Pancasila. Kita selalu mengatakan bahwa tujuan pembangunan kita adalah membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka pembangunan ekonomi kita pun haruslah berlandaskan Pancasila, sebagai dasar, tujuan, dan pedoman dalam penyelenggaraannya. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka yang ingin kita bangun adalah Ekonomi Pancasila” ^2
Terdapat tiga pertimbangan dalam mengemukakan pandangan tentang Ekonomi Pancasila diantaranya ;
“Pertama, perkembangan ekonomi dunia, arus globalisasi yang akan tercermin dalam menyatunya sistem perdagangan dan keuangan dunia, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita harus memantapkan arah perkembangan ekonomi kita, agar tidak terombang-ambing termasuk oleh arus pasar tanpa kendali. Kendali itu haruslah nilai-nilai Pancasila yang kita tuangkan dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan langkah-langkah kita di bidang ekonomi.” ^3
“Kedua, pembangunan selama ini telah memberikan hasil yang cukup nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi nasional, sehingga memberikan modal dan kesempatan kepada kita untuk memikirkan lebih jauh idealisme pembangunan dan menjabarkannya dalam konsep-konsep yang operasional, yang secara bertahap membawa kita ke tujuan itu.” ^4
“Ketiga, kehidupan dunia yang makin tidak mengenal tapal batas, justru harus membuat kita memperkuat jati diri, dan nilai-nilai yang membentuk jati diri kita itu adalah Pancasila. Jelas tidak akan mudah bagi kita untuk mengembangkan konsep ini, karena sebagai konsep ekonomi dan konsep pembangunan harus memenuhi berbagai syarat, di samping idealisme atau pandangan-pandangan yang normatif, harus juga memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, sehingga ada asas-asas objektif dan rasional yang dapat dikembangkan. Namun, kita juga tidak berhenti mengupayakannya semata-mata karena belum ada atau belum banyak literatur yang secara mendalam mengkaji konsep ini. Justru kita harus memulainya dan mengembangkan konsensus ke arah itu." ^5
1Ginandjar Kartasasmita,1997. Membangun Ekonomi Pancasila. Jakarta: Rakernas AMPI.Hlm;1
2; Ginandjar Kartasasmita Loc.Cit
3; Ginandjar Kartasasmita Loc.Cit
4; Ginandjar Kartasasmita Loc.Cit
5; Ginandjar Kartasasmita Loc.Cit
rangkuman novel
Rangkuman Novel “INKHEART”
Suatu malam saat hujan turun, Meggie Flowchart, anak dari Ayahnya si Lidah Ajaib (Silvertounge), Mortimer Flowchart yang masih berumur duabelas tahun sulit untuk memejamkan matanya, karena malam itu ia merasakan hadirnya seseorang diluar rumahnya. Ternyata setelah didapati orang tersebut adalah Staubfinger, teman lama dari Silvertounge. Staubfinger malam itu ternyata datang untuk menyampaikan pesan bila Capricorn, musuh dari Silvertounge sudah mengetahui Silvertounge dan anaknya Meggie kini tinggal. Keesokan paginya, sangat pagi-pagi sekali saat Meggie baru terbangun dari tidurnya, Meggie mendapati Ayahnya tengah berkemas. Mereka berdua akan pergi keselatan menemui bibinya Meggie, Elinor. Untuk tinggal disana untuk sementara menjauh dari kejaran Capricorn dan anak buahnya. Mereka berdua pergi mengenakan caravan milik Silvertounge, dan didepan pagar rumah mereka, mereka mendapati Staubfinger berdiri disana, dan ia pun akhirnya ikut bersama Meggie dan Silvertounge. Dalam perjalanan didalam caravan, Meggie duduk disebelah Staubfinger dikursi belakang. Meggie sempat dikejutkan oleh binatang peliharaan Staubfinger yang keluar dari dalam tas milik Staubfinger. Seekor binatang sejenis bajing yang memiliki dua tanduk di kepalanya Staubfinger memanggilnya Gwin, seolah binatang itu bukan berasal dari dunia ini. Ayahnya Meggie berusaha mengaburkan tentang apa yang dilihat Meggie dengan cerita konyolnya.
Sesampainya di rumah Elinor, mereka bertiga disambut cukup hangat oleh Elinor. Elinor merupakan seorang wanita pengoleksi buku. Dirumahnya selalu ada buku yang berserakan dilantai, disudut ruangan dan bahkan diatas meja makan. Elinor merupakan wanita berumur 40 tahunan yang benci terhadap api karena takut buku-buku koleksinya terbakar. Staubfinger yang merupakan ahli pertunjukan api merasa dirinya merupakan ancaman bagi buku-buku Elinor. Di rumah Elinor selain untuk singgah, disana Silvertounge berniat memperbaiki buku koleksi Elinor yang sudah tua. Silvertounge atau Mo, yang Meggie gunakan untuk memanggil nama Ayahnya itu, adalah seorang dokter buku. Disana terdapat buku yang sangat misterius yang dicari oleh Capricorn dan anak buahnya, yang ternyata Mo, memilikinya. Untuk itulah mengapa Capricorn dan anak buahnya terus mengikuti dan mencari Mo, sehingga Mo mau tidak mau harus berpindah-pindah. Suatu malam ketika Mo sedang bekerja diruangannya, ia terkejut melihat kehadiran Cockerell yang merupakan salah satu anak buah Capricorn berada di hadapan Mo. Cockerel langsung meminta Mo untuk ikut dengannya kemarkas pusat Capricorn, dengan membawa buku yang sedang dipegang oleh Mo, buku yang selama ini Capricorn cari-cari ‘Tintenherz’. Namun buku tersebut telah ditukar oleh Elinor, sehingga buku yang di cari oleh Capricorn masih ada ditangan Elinor. Meggie yang mengetahui Ayah sedang dalam bahaya ingin menyelamatkanya, namun terlambat Mo sudah pergi. Staubfinger yang mencoba mengejarnya tidak berhasil, namun dari pengamatannya, Staubfinger yakin bila Mo dibawa ke markas pusat Capricorn sementara Elinor menelfon polisi. namun polisi tidak membantu samasekali.
Keesokan paginya Elinor, Meggie dan Staubfinger bersiap untuk pergi menyelamatkan Mo. Mereka pergi sesuai arahan Staubfinger karena Staubfinger yang paling mengetahui keberadaan Capricorn dimana. Mereka pergi kearah selatan, markas Capricorn. Mereka bertiga pergi menggunakan mobil kombi milik Elinor, dengan Elinor sebagai pengemudinya. Setelah satu hari perjalanan, akhirnya mereka sampai ditempat markasnya Capricorn, disana mereka berjumpa dengan Basta, salah satu anak buah kesayangan Capricorn. Basta menuntun mereka masuk kedalam istana Capricorn untuk menemui Capricorn. Didalam kastil Capricorn, Capricorn menyambut mereka bertiga dengan sangat dingin. Staubfinger terlihat sangat akrab dengan Capricorn, yang ternyata benar, Staubfinger yang membawa mereka kedalam masalah ini semua.
Meggie kembali bertemu lagi dengan Ayahnya Mo. Mo terlihat dalam keadaan baik. Selama ini ternyata walaupun Capricorn menangkap Mo dengan buku yang salah, Capricorn meiliki satu buah. Ayah Meggie. Mo, ternyata memiliki kekuatan ajaib. Mo dapat mengeluarkan setiap tokoh yang ada didalam buku yang ia bacakan dengan lantang. Dengan mengandalkan kekuatan Mo, Capricorn hendak berniat untuk mengeluarkan makhluk jahat dari dalam buku Tintenherz untuk meneror dunia. Namun Mo menolaknya. Berbeda dengan rencana Capricorn, Staubfinger hanya ingin kembali kedalam buku tempat ia meiliki cerita yaitu Tintenherz tersebut. Capricorn telah berjanji akan menyuruh Mo membacakan Tintenherz untuk mengembalikan Staubfinger kedalam dunianya, namun Capricorn menolaknya. Untuk memastikanya bila Mo memiliki kemampuan mengeluarkan tokoh dari dalam buku, ia meminta Mo membaca sebuah buku seribu satu malam dan hasilnya seorang pemuda keluar dari dalam buku. Pemuda tersebut bernama Farid.
Merasa dikhianati akhirnya Staubfinger membantu Mo untuk, melarikan diri dari markas Capricorn. Dengan sebuah angin badai dari sebuah buku yang dibawakan oleh Staubfinger. Mo membaca bagus dan lantang buku yang terkait dengan badai dan alhasil sebuah topan besar memporak-porandakan kastil Capricorn. Mo, Staubfinger, Elinor, Meggie serta Farid berhasil melarikan diri dengan menggunakan mobil anak buah Capricorn. Meggie sangat kagum melihat keahlian Mo tersebut. Mereka berempat melarikan diri mencari pengarang buku Tintenherz, berpikir masih ada sisa salinan buku tersebut, untuk mengeluarkan Makhluk jahat tersebut dan berbalik melawan Capricorn. Sir. Fenoglio, akhirnya dapat mereka temui di Italia. Sir. Fenoglio memiliki salinanya. Keesokan paginya, Staubfinger menceritakan bahwa selama ini Ibunya Meggie yang diduga Meggie telah menghilang ternyata tidak hilang, Resa ibunya Meggie berada didalam istana Capricorn, Resa ternyata masuk kedalam Tintenherz saat 8 tahun yang lalu Mo membacakan buku Tintenherz untuk Meggie saat Meggie berumur 3 tahun.
Keesokan paginya, Mo, Staubfinger dan Farid befrusaha membebaskan Resa, Ibu Meggie. Meggie ditinggal dikediaman Meggie ke istana Capricorn. Basta mengetahui bila ternyata Meggie mewarisi keahlian Ayahnya, Silvertounge. Basta melihat seekor anjing yang keluar dari dalam sebuah buku ketika Meggie tidak sengaja membaca sebuah buku OZ. dilain pihak Mo, Staubfinger dan Farid telah tiba dimarkas Capricorn kembali. Mereka menyusun rencana untuk menyelamatkan Ibunya Meggie. Pada saat aksi penyelamatan berlangsung Staubfinger tertangkap oleh anak buah Capricorn. Staubfinger dikurung di sebuah penjara bawah tanah milik Capricorn. Sedangkan Farid dan Mo mereka berdua kini harus tetap pada rencana untuk menyelamatkan Resa. Tidak lama berselang Basta tiba diistana Capricorn, ia membawa Meggie menghadap kepada Capricorn untuk memperlihatkan kehebatan Silvertoungenya. Dan Meggie memang mewarisi keahlian membaca Ayahnya. Beberapa buku yang dipinta Capricorn untuk dibaca, semuanya mengeluarkan tokoh-tokoh dan benda-benda yang ada dalam buku-buku tersebut. Melihat kenyataan itu, Capricorn kini tidak perlu lagi oleh bantuan Mo, untuk mengeluarkan makhluk mengerikan didalam buku Tintenherz. Capricorn mengerahkan semua anak buahnya untuk mengadakan upacara untuk memanggil makhluk kejam tersebut besok paginya.
Meggie di persiapkan diruangan khusus dengan ditemani oleh Ibu Capricorn, si Murai. Meggie akan menjadi tokoh utama dalam upacara pemanggilan makhluk mengerikan peliharaan Capricorn yang dijuluki dengan nama The Shadows. Disisi lain Basta mengantarkan makanan untuk Staubfinger di penjara ruang bawah tanah. Staubfinger mengetahui bila Basta takut terhadap hantu dan kesialan, dengan kecerdikan Staubfinger memanfaatkan kelemahan Basta terebut, akhirnya Staubfinger berhasil meloloskan diri, dan langsung mencari Mo dan Farid untuk kembali bergabung dalam rencana pembebasan Resa. Staubfinger yang mengetahui bila Meggie ada didalam kastil Capricorn dan Meggie memiliki kemampuan seperti Mo, langsung menceritakannya kepada Mo, beserta rencana Capricorn besok pagi. Mereka bertiga pun menyususn rencana ulang untuk menggagalkan rencana jahat Capricorn. Sementara itu, Elinor yang kembali kerumahnya, mendapati perpustakaann dan bukunya telah hangus terbakar. Elinor sekejap langsung menyadari apabila itu semua merupakan ulah Capricorn. Elinor memutuskan untuk balas dendam dan kembali ke istana Capricorn. Membantu Mo dan yang lainnya.
Malam hari telah tiba, di saat Capricorn akan memulai rencananya. Meggie telah didandani sedemikian rupa untuk upacara pemanggilan The Shadows. Dalam upacara tersebut seluruh anak buah Capricorn berkumpul untuk menyaksikan bangkitnya The Shadow dari dalam Tintenherz. Meggie melihat di dekat Capricorn berdiri dua orang yang tengah terkurung didalam kerangkeng. Seorang lelaki tua yang Meggie kenali it adalah Fenoglio pengarang Tintenherz dan seorang wanita yng Meggie jelas kenali dari wajahnya, bila wanita tersebut adalah Ibunya, sambil sedikit menangis Meggie memanggil Ibunya, dan Ibunya pun mengenali Meggie. Capicorn yang dingin tidak terpengaruh ataupun haru melihat kejadian haru tersebut, ia meminta Meggie untuk cepat membacakan buku Tintenherz, membaca halaman yang didalamnya ada The Shadows, sehingga The Shadows dapat dikeluarkan dari dalam buku. Akhirnya Meggie sampai pada sebuah altar, dimana ia siap unuk membaca sebuah buku. Si Murai yang tak lain adalah Ibu dari Capricorn, memberikan buku Tintenherz kepada Meggie, dengan didalam buku tersebut sudah terselipkan sebatang bulu angsa sebagai pembatas buku dimana disitulah Meggie harus mulai membacanya. Dengan perasaan berat hati Meggie membaca buku tersebut dengan lantang sambil melihat kea rah kedua orang iyang tengah terkurung didalm keramngkeng. Meggie melihat tangan Fenoglio menggenggam secarik kertas yang telah ia kepal-kepalkan di telapak tangannya, melihat mata dan kerutan dahi Fenoglio, Meggie mengerti apabila Fenoglio mengarang sebuah tulisan untuk Meggie baca, sehingga The Shadows balik menyerang Capricorn saat The Shadows keluar dari dalam buku. Meggie mengetahui rencana tersebut saat mereka berdua tengah dikurung bersama didalam penjara bawah tanah sebelum akhirnya Meggie dipindah penjaranya dengan Fenoglio.
Sementara itu Staubfinger dan Farid memulai aksi mereka untuk megacaukan upacara yang Capricorn buat. Mereka berdua membakar kastil Capricorn, untuk membuat panik kerumunan yang tengah menghadiri upacara tersebut. Kobaran api dari kastil menjalar begitu cepat dan membesar, menimbulkan kepulan asap dan api yang menjilat-jilat. Kepanikan pn akhirnya terjadi, namun Capricorn yang mengetahuinya, menginstruksikan anak buahnya untuk tidak panic dan memerintah mereka untuk tetap berada pada tempatnya sampai Tha Shadows bangkit. Di sisi lain Mo, berusaha mendekat sedekat mungkin ketempat Capricorn berdiri, untuk menghalau Capricorn memerintah The Shadows apabila The Shadows telah bangkit dan untuk mengembil buku Tintenherz dari Meggie serta menyelamatkan Resa. Kepanikan terus terjadi diantara kerumunan anak buah Capricorn yang melihat kobaran api didalam kastil Capricorn bertambah besar dan sebagian kastil pun telah runtuh. Mengetahui keadaan tersebut Capricorn meminta Meggie untuk lebih cepat lagi membacanya.
Tiba pada saat Meggie membaca baris dimana terdapat kata The Shadows dalam Tintenherz, gumpalan asap berwarna abu-abu gelap tersembur dari balik bukit disekeliling istana Capricorn. Meggie terus membaca Tintenherz, dan akhirnya bangkitlah sosok menyeramkan berbentuk gumpalan asap panas dengan wajah yang terbuat dari batu bara yang menyala merah. Malhluk raksasa ini terbuat dari asap awan panas dan api yang konon ceritanya Capricorn membuatnya dari debu-debu para korbanya di dunia Inkworld didalam buku Tintenherz, dengan bantuan para kurcaci dan peri Capricorn meminta paksa untuk membuat The Shadows.
Meggie pun berhenti membaca saat The Shadows telah bangkit. Para anak buah Capricorn bersuka ria melihat The Shadows telah bangkit layaknya teman lama yang telah lama dinanti. Melihat peliharaannya telah bangkit, sebagai tuannya, Capricorn tersenyum lebar dengan memanggil sebutan “The Shadows” The Shadows pun menengok kearah Capricorn, layaknya majikan pada tuannya, The Shadows siap menerima perintah dari Capricorn. Namun sebelum Capricorn bertindak untuk member perintah kepada The Shadows untuk melakukan tindakan kejamnya, Mo langsung menyergap Capricorn, hingga Capricorn jatuh terungkur diatas tanah. Namun Capricorn berhasil member perintah kepada The Shadows. Perintah pertama dari tuannya ialah menyerang Mo, The Shadows pun menuruti perintah tuannya. Mo kewalahan menghindari kejaran dan serangan dari The Shadows itu. Disisi lain Fenoglio member isyarat untuk Meggie untuk membaca tulisannya yang ada pada secarik kertas yang Meggie tengah pegang. Tanpa menunggu lagi Meggie langsung membacanya. The Shadows tiba-tiba langsung berhenti menyerang Mo, sesaat The Shadows diam, Capricorn heran. Meggie membca keras tulisan tersebut, The Shadows berbalik menyerang tuannya Capricorn. Sekuat tenaga Capricorn meminta dan memerintah balik serang Mo, The Shadows pun hendak menyerang kembali Mo, namun Meggie terus membaca, The Shadows menjadi tidak terkendali. Namun Meggie berhasil mengatasinya, dengan sebuah pena yang diberikan oleh Ayahnya, ia menulis cerita kembali di tanganya dan mulai membaca lagi, Meggie yang terus menulis dan sambil membaca terus, menyuruh The shadows berbalik menyerang Capricorn. Capricorn tidak berdaya menghadapi serangan dari The Shadows, dengan satu kali sentuhan dari tangan The Shadows, Capricorn pun menjadi abu dan lenyap tertiup angin, setelah Capricorn telah lenyap, Meggie meminta The Shadows melenyapkan anak buah Capricorn yang lainnya, dari arah yang tidak terduga datangya, Elinor dengan sekumpulan hewan-hewan curian Capricorn dan anak buahnya dari dalam buku, menyerang anak buah Capricorn pula. Anak buah Capricorn kewalahan menghadapi serangan-serangan tersebut dan alhirnya Istana Capricorn, Capicorn dan anak buahnya semuanya lenyap.
Disaat mengetahui bila Capricorn telah tiada, Meggie berhenti membaca. Ia menulis sedikit di tanganya yang tulisannya meminta The Shadows kembali ke dalam buku Tintenherz. dan hewan-hewan yang muncul dari dalam buku pun dikembalikan kedalam buku mereka masing-masing, Fenoglio yang meminta untuk dikirim kedalam buku Tintenherz dengan sangat meminta, Meggie pun mengirim Fenoglio kedalam Tintenherz sesuai keinginannya.
Setelah semuanya usai, Mo langsung membebaskan Resa, Meggie pun cepat-cepat berlari mendekap Mo dan Resa kedua orang tuanya. Staubfinger dan Farid yang merasa mereka terlambat untuk meminta Meggie untuk mengembalikan mereka kedunianya yang berada didalam buku, mereka berdua pun pergi dengan membawa buku Tintenherz dengan harapan menemui Silvertounge lain yang dapat membacakan untuk mereka sehingga mereka bisa kembali pulang. Meggie, Mo dan Resa kini kembali bersama-sama lagi. Meggie memutuskan untuk berencana menjadi seorang penulis seperi Fenoglio. Menurut Mo seorang penulis merupakan orang yang melakukan tiga pekerjaan yaitu sebagai pendongeng, guru, dan tukang sulap tapi yang merupakan pekerjaan utamanya adalah seorang pesulap yang membuat keajaiban.
Nama : Ade Arya Dwiguna
NPM : 11609016
Kelas : 1SA 01
Tugas Merangkum Novel. Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Novel Terjemahan, INKHEART (Cornelia Funke)
Cetakan ke-3, Juli 2009