Entri Populer

Minggu, 21 Oktober 2012

SPOOLASI ALUMNI (i n t e r a k s i b u d a y a)

B aru-baru ini Saya mendapatkan masalah yang cukup melelahkan Saya dalam bagaimana Saya memecahkan masalah tersebut. Kurang lebih sekitar tiga Minggu yang lalu permasalahan Saya tersebut bermulai. Ketika kendaraan sehari-hari Saya yang setiap harinya Saya gunakan dalam berkendara pulang pergi ke kampus mengalami permasalahan pada pengisian listriknya yang menyebabkan seluruh lampu-lampu, starter motor, dan klakson lumpuh. Pada akhirnya selama hampir dua Minggu susah payah Saya mencari suku cadang untuk memperbaiki masalah tersebut dan didapat, Saya pun dapat berkendara kembali ke kampus menggunakan motor Saya tersebut. Saya memang sangat tidak begitu mengenal komponen-komponen apa saja yang ada di tubuh sebuah kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, atau lebih tepatnya skuter motor Saya. Namun tidak dapat ditolak lagi Saya mau-tidak-mau harus mengetahui sedikit banyaknya mengenai bagian-bagian motor Saya tersebut. Untuk itulah Saya mulai bertanya kepada kakak laki-laki Saya yang punya pengalaman sendiri mengenai motor. Dari situlah Saya dapat mengetahui bahwa permasalahan pada pengisian motor Saya dan sedikit-sedikit Saya pun jadi belajar mengenai isi-isi motor Saya. Dan diketahui bahwa permasalahan pada motor Saya tersebut adalah pada spoolasi motor. Mungkin bagi kebanyakan orang yang mengetahui isi-isi pada motor akan mudah mengetahui permasalahan pada kendaraannya tersebut. Lain halnya dengan Saya yang hanya tau tentang menggunakan, mengendarai, dan merawat motor secara sederhana. Beruntungnya, melalui pengetahuan dari kakak laki-laki Saya tersebut yang menjelaskan dengan secara sederhana mengenai spoolasi motor, ia mendeskripsikan dengan kegiatan sehari-hari yang biasa orang kerjakan. Ia menjelaskan bahwa spoolasi motor tersebut seperti “saat kita madi, apabila bak penampungan air dalam kamar mandi digunakan tanpa diisi, maka air di dalam penampungan air tersebut akan habis. Akan tetapi lain ceritanya apabila saat kita mandi keran air tetap menyala, maka walaupun kita mandi air di dalam penampungan air tidak akan habis karena air terus terisi saat kita mandi.” Begitulah bagaimana Saya tau tentang cara kerja alat spoolasi motor tersebut. Spoolasi memberikan suplai listrik kepada aki yang dilambangkan pada analogi di atas sebagai penampungan air, sedangkan spool sebagai keran air yang menyala, jadi apabila spool tidak berfungsi maka aki pun akan lumpuh, dan menyebabkan pelistrikan pada motor mati. Memikirkan hal tersebut, Saya pun kembali menggunakan prinsip cara kerja spool motor tersebut dalam kehidupan berinteraksi Saya dalam organisasi di kampus yang Saya ikuti. Sebagai aktifis organisasi di kampus, Saya mempunyai suatu beban moral untuk belajar lebih dari Saya sebagai mahasiswa saja. Karena hal tersebutlah Saya mau-tidak-mau mencari tahu dan belajar lebih dalam mengatasi permasalahan yang ada pada organisasi. Setahun Saya mengikuti kegiatan yang ada pada organisasi kampus yang Saya ikuti, tidak dapat dipungkiri permasalahan yang ada pada tubuh organisasi sangat rumit, dan terkadang terjadi situasi yang saling silih tegang. Namun pada akhirnya dapat dipecahkan dengan kepala dingin dan bersolusi. Salah satu cara yang Saya gunakan dalam memecahkan permasalahan yang ada di dalam organisasi yaitu dengan bertanya dan bertanya selain berdasarkan dengan landasan-landasan organisasi yang ada. Sosok yang Saya tanyakan adalah alumni-alumni. Alasan Saya memilih alumni untuk mendapatkan saran, masukan, dan solusi dalam memecahkan masalah yang ada pada organisasi dikarenakan sebagai alumni di mind set Saya beranggapan bahwa mereka lebih luas dan lebih banyak pengalamannya pada saat-saat mereka ada di posisi yang sama seperti Saya saat ada masalah pada organisasi dan harus dipecahkan. Sebenarnya ada pembina dan penasihat pada suatu organisasi yang dapat ditanyai untuk memecahkan suatu masalah yang ada pada di organisasi yang Saya masih ikuti sampai sekarang ini. Namun waktu yang Saya harus atur untuk bertanya dan sikap serta keterbatasan dalam penyampaian masalah-masalah yang ada haruslah formal. Beda dengan alumni yang Saya bisa dengan secara informal bertemu disuatu tempat dan sangat flexible dalam masalah waktu untuk memperbincangkan masalah tersebut. Menganalogikannya dengan prinsip spool pada motor, maka alumni pun bisa disamakan seperti spool bagi Saya. Kenapa ? karena melalui alumni-alumni Saya bisa dapat mendapatkan banyak ilmu, saran, masukan, dan tawaran-tawran solusi yang mereka berikan sebagai cara Saya dalam memecahkan permasalahan dalam tubuh organisasi secara tak henti-henti, lebih banyak, dan yang terpenting ilmu bagi Saya sendiri. Bagi Saya, Saya menganalogikan diri sendiri sebagai aki pada motor, dimana Saya menampung berbagai saran-saran, masukan-masukan dan ilmu-ilmu dari pengalaman alumni yang lalu yang memungkinkan Saya dengan efisien dalam memecahkan permasalahan yang ada. Namun Saya pun selalu melihat pada sisi positif dan negatif dari hal tersebut, karena Saya pun harus selektif dalam menerima aliran listrik yang dilambangkan sebagai saran-saran dan lain-lain tersebut dalam memecahkan permasalahan yang ada. Seperti permasalahan yang belum lama terjadi pada organisasi Saya ini yaitu permasalahan mengenai status kenaggotaan. Dimana ada beberapa anggota yang merasa dirinya pernah terdaftar sebagai anggota, namun ada beberapa pula anggota yang memang sudah kukuh sebagai anggota menganggap beberapa anggota tersebut belumlah kukuh sebagai anggota. Setelah itu terjadilah ketegangan mengenai hal tersebut. Parahnya ketegangan tersebut diluapkan oleh anggota yang tidak terima tersebut akan statusnya yang dianggap oleh beberapa anggota bahwa mereka belum kukuh lewat jejaring sosial twitter. Bukannya menyampaikan ketidakterimaan anggota tersebut yang dapat dikatakan sakit hati dengan etiket yang ada dalam bersosial media dengan media sosial elektronik maya dengan santun, parahnya sebaliknya, mereka melakukannya dengan cara menegatifkan. Tanpa disadari dengan sifat jejaring sosial tersebut yang tidak dapat dikontrol bagi penggunanya dan akses yang mudah, hal tersebut diketahui oleh alumni. Alumni yang mengetahui bahwa pada jejearing sosial tersebut bukan hanya anggota-anggota organisasi ini yang ada, namun banyak orang-orang lain bahkan orang-orang dari organisasi kampus yang sama merasa resah akan jatuhnya nama baik organisasi. Yang memperparah keadaan menjadi lebih parah, anggota-anggota tersebut membawa nama organisasi yang dinegatifkannya. Hal tersebutlah yang membuat semua anggota dan alumni tambah resah dan tidak mungkin terjadi kemarahan. Untuk menegahi hal tersebut, maka Saya mengambil langkah awal dengan menyampaikan masalah tersebut ke alumni yang Saya mempunyai anggapan bahwa alumni mempunyai segudang pengalaman dengan permasalahan yang pernah ada pada organisasi, meskipun masalah tersebut baru pertama. Hanya dengan bertemu di sebuah warung kopi, alumni yang rata-rata sudah bekerja dapat ditemui pada jam-jam malam. Suatu kekurangan yang Saya harus korbankan untuk dapat meluangkan waktu lebih lama dari biasanya untuk mendapatkan saran untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan membagikan keilmuannya berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh alumni-alumni saat mengahadapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada, maka spoolasi alumni pun berjalan. Sebagai “akinya” Saya hanya perlu selektif untuk menerima saran-saran dan masukan-masukan untuk akhirnya Saya bisa menemukan solusi yang baik dan memecahkan masalah tersebut. Bersama dengan anggota-anggota lain, Saya memusyawarahkan masalah tersebut dengan apa yang telah Saya pelajari dari alumni. Hasil dari keputusannya adalah dengan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memanggil anggota tersebut untuk selanjutnya diproses berdasarkan keputusan yang diambil secara mufakat berasaskan landasan-landasan dan peraturan-peraturan organisasi yang ada dalam memperkuat organisasi. Alumni sebagai anggota yang telah lulus terlebih dahulu yang membawa segenap banyak kenangan dalam memecahkan permasalah yang ada pada organisasi saat mereka berorganisasi, dapat menjadi tempat yang paling efektif dalan mencari saran-saran bagi anggota yang sekarang seperti halnya seperti Saya. Bagi Saya alumni sebagai spool dan spoolasi dalam mentransfer ilmu tentang organisasi yang masih Saya ikuti sampai sekarang. Dan bagi Saya juga, setelah lulusnya Saya dari organisasi yang Saya ikuti yang berarti lulusnya juga Saya dari kampus Saya, Saya pun akan memposisikan diri Saya nanti sebagai alumni sebagai spool motor dan spoolasi kepada anggota yang nanti mencari seputar saran-saran, masukan-masukan, dan solusi-solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada nantinya. Karena permasalahan tidak ada hentinya. Pentingnya roda perputaran dalam mentransfer pengalaman yang sudah dienyam oleh alumni-alumni kepada seluruh anggota-anggota sama pentingnya seperti penyaluran listrik oleh spool motor kepada aki dan kepada seluruh komponen pelistrikan yang ada di motor. Namun meskipun demikian haruslah mencari “aki” (anggota) yang dapat selektif menerima spoolasi saran-saran dari alumni. Hubungannya dengan interaksi budaya pada hal ini adalah transfer pengalaman yang diberikan oleh alumni merupakan suatu bentuk saling aksi budaya pengalaman dari pengalaman dulu yang dipilih secara selektif dan relevan dengan permasalahan yang sekarang. Dengan demikian proses interaksi budaya yang terpisah waktu terjadi, hanya saja kita perlu melakukan seleksi terhadap hal-hal yang relevan untuk digunakan pada saat ini sehingga permasalahan dipecahkan secara kekinian.arnz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar