Entri Populer

Selasa, 12 Juni 2012

Kepariwisataan (isi 2) terusan

SEJARAH TEATER Sejarah Teater Dunia Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton"). Awalnya sendiri diperkenalkan pada kultus dyonisius,awalnya sebagai ritual upacara pengorbanan domba/lembu kepada Dyonisius dan nyanyian yang digunakan pada masa itu disebut "tragedi".dalam perkembangannya Dyonisius dewa yang berwujud hewan itu kemudian berubah menjadi manusia dan dipuja sebagai dewa anggur dan kesuburan. Adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Universitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai " yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain." Teater bisa juga berbentuk: ketoprak, ludruk, sandiwara (radio, televisi),opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim. (Wikipedia.Com) Bentuk-bentuk pertunjukan teater di sebutkan di atas merupakan pertunjuka teater yang umum di pertunjukan. Namun yang akan penulis bahas adalah bagaimana mahasiswa/pelajar membuat sebuah pertunjukan teater sederhana dengan bentuk-bentuk umum pertunjukan teater di atas dengan juga menjadikannya sebuah objek wisata. Pertunjukan umum yang biasa dibawakan anak-anak kampus adalah pertujukan drama dan monolog serta tari atau menggabungkan ketiganya. Banyak naskah yang dapat diangkat menjadi sebuah pertunjukan dan dapat juga disesuaikan dengan momen yang bersejaah untuk membawakan pertunjukan tersebut atau kritik-kritik sosial atau pula politik. Contoh-contoh naskah yang umum dibawakan oleh kebanyakan sanggar teater kampus misalnya, naskah “Wek-wek” Karya almarhum Djaja Kusuma saduran Iwan Desember yang isi naskahnya merupakan sebiah kritik politik terhadap kejahatan KKN. Namun dengan dibawakan nuansa teater lakon, lenong, naskah wek-wek tidak begitu tegang walaupun membahas tentang KKN melainkan sebaliknya menghibur. Dengan cara menghibur teater menyampaikan suatu hal penting dan bermanfaat, dan hiburan adalah sebuah tujuan dari pariwisata. Tidak hanya sekedar mementaskah sebuah pertunjukan naskah begitu saja dengan hanya menghafal dan berlatih akting, tetapi juga butuh-butuh orang-orang yang mengurusi segala keperluan pementasan hingga pementasan berjalan. Orang-orang tersebut biasa disebutnya dengan sebutan orang belakang panggung. Sebuah pertunjukan teater merupakan simulasi sederhana menciptakan sebuah film-film di televise namun kalau teater merupakan bentuk film live dan tidak ada tayangan ulang atau di cut. Inilah yang membedakan antara pembuatan film dengan pertunjukan sebuah drama. Drama sangat membutuhkan orang-orang berkemampuan kesenian dan organisasi yang kuat. Untuk itulah setiap akan melakukan sebuah pertunjukan produksi naskah drama maka dibentuklah sebuah tim produksi pementasan sama halnya tim produksi film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar