Entri Populer

Selasa, 05 Juni 2012

KEPARIWISATAAN (TERUSAN)

BATASAN MASALAH Dari keikutsertaan penulis pada suatu produksi pementasan teater yang menjadi kendala dalam pembuatan sebuah pertunjukan drama adalah masalah konsep pertunjukan, tempat dan biaya. Tiga poin inilah sebuah tantangan yang sulit untuk menghasilkan sebuah produksi teater apalagi teater kampus. Kebetulan teater Tema, merupakan teater yang baru hidup kembali selama setahun setelah dua tahun vakum. Untuk permasalahan konsep pertunjukan. Sejauh ini dari keseluruhan anggota, Tema selalu mengadakan suatu pertunjukan pada peringatan-peringatan hari penting. Misalnya pada hari jadi Tema Gunadarma yang kesembilan belas tahun kemarin. Konsep kami sesuaikan dengan acara ulang tahun, sehingga pertunjukan berkesan adalah hajatan ulang tahun Tema, tidak terlalu terfokus akan penampilan namun syukuran hari jadi Tema. Namun sebagai anak-anak teater istilahnya, kami tetap dievaluasi dari segi keseluruhan pementasan, baik konsep, actor, penyutradaraan dan manajerialnya. Tempat sebenarnya mudah-mudah gampang. Karena untuk sebuah pertunjukan teater dibutuhkan panggung standar ukuran melebar dari kiri ke kanan 10 meter dan panjang panggung dari atas ke bawah 8 meter. Dari jenisnya, konsep panggung (tempat) pertunjukan untuk sebuah pementasan teater terdiri dari tiga jenis yaitu : 1. Jenis panggung arena. Panggung/tempat ini merupakan panggung atau tempat bermain teater yang sangat simple, efisien dan efektif. Karena hanya membutuhkan sebuah tempat yang lapang dan disekat oleh kain-kain (backdrop dan wings) sebagai tembok penyekat panggungnya. 2. Jenis panggung presenium. Panggung jenis inilah yang sulit ditemukan kampus non-seni. Di Universitas Gunadarma sendiri ada panggung presenium seperti yang dimaksud yang dimiliki fakultas Sastra Gunadarma. Jenis panggung ini yang sangat ideal untuk pertunjukan teater. 3. Jenis panggung tapal kuda. Merupakan gabungan 2 jenis panggung anatara panggung arena dan panggun presenium. Panggung tapal kuda adalah panggung di mana tempat bangku penonton menyerupai tapal kuda, dan panggung bermain berada di tengah-tengahnya. Jenis panggung ini berada di Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta Barat. Namun untuk menarik penonton pensiasatannya adalah menggunakan panggung arena, karena penonton mudah untuk menyaksikan pertunjukan ketimbang jenis panggung lain dan juga kalau panggung arena dapat dilakukan di luar ruangan. Biaya, merupakan suatu hal yang sangat penting sekali dalam sebuah pertunjukan teater. Namun aka nada timbale baliknya apabila teater dapat dijadikan sebagai objek pariwisata. Dari pengalaman yang pernah dialami. Minimal biaya untuk melaksanakan sebuah pertunjukan teater idealnya membutuhkan dana kurang lebih Rp. 3.500.000,- ini di luar biaya alat-alat dan keperluan panggung. Melihat biaya yang dibutuhkan cukup besar. Maka teater tidaklah disebut sebagai aktor numpang mentas atau main naskah tetapi pembelajaran akan kesenian dan kebudayaan. Karena naskah-naskah teater jauh berbeda dengan naskah film, dan lebih ekspresif. Dari ketiga unsur permasalahan di atas dapat disimpulkan menjadi poin-poin penting sebagai poin batasan masalah dalam upaya pembuatan objek pariwisata dengan teater. Adapun pertanyaan-pertanyaan dari batasan masalahtersebut adalah : 1. Apa saja cara mempromosikan suatu pementasan teater sehingga dapat menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk menyaksikannya ? 2. Di manakah teater seharusnya di pertunjukan agar dapat memancing masyarakat umum untuk menyaksikannya ? 3. Kapankah baiknya sebuah pertunjukan teater di pentaskan untuk menjaring orang- orang datang dan berkumpul menyaksikan sebuah pementasan ? 4. Siapa sajakah yang seharusnya menjaga dan mengembangkan nilai-nilai kesenian dan kebudayaan khususnya seni teater ? 5. Bagaimana upaya yang sangat progresif untuk memajukan teater di dalam pariwisata seni dan kebudayaan ? 6. Layakah teater di jadikan sebagai objek pariwisata ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar